Dibalik
cuaca Lembah Palu yang didominasi panas. Bahkan, karena hawa panas itu,
berkembang anekdot ditengah kalangan anak muda, utamanya pada tengah hari
“Kalau abis jalan-jalan dari neraka tolong tutup ulang pintu, panas...”.
Namun,
dibalik itu semua, terdapat keunikan daerah ini di bidang pertanian, selain
nangka, anggur, sarikaya, terdapat satu varietas unggulan yang konon hanya ada
di Lembah Palu, yakni Bawang Goreng Palu
atau masyarakat menyebutnya dengan Bawang
Batu.
Sebenarnya
cukup banyak ulasan beredar di dunia maya tentang Bawang Goreng Palu, yang
memiliki keunggulan aroma wangi yang tajam, rasa yang lebih gurih dan renyah
serta mampu bertahan hingga hitungan tahun tanpa pengawet.
Ciri
fisik Bawang Goreng Palu adalah, bentuk dan ukurannya yang lebih kecil dari
bawang goreng pada umumnya, warna lebih pucat, kemudian dengan kandungan air
yang lebih rendah.
Meski
banyak ditanam di areal persawahan, kualitas bawang goreng palu akan jauh lebih
tinggi ketika ditanam di area perbukitan.
Cukup
banyak usaha rumahan yang secara ekonomis berhasil, dan salah satu yang telah
ikon Bawang Goreng Palu adalah Mbok Sri, bahkan panggilan ini wanita asal Yogyakarta ini telah jadi brand
untuk bawang goreng dan aneka produk olahannya, seperti abon sapi, abon ikan
dan lainnya.
Mbok
Sri yang telah berumur 60 tahun dan beralamat di Jalan Mutiara Palu Selatan,
hingga saat ini telah mempekerjakan karyawan 30 orang dengan sekitar . Dari
usaha yang dia rintis sejak sekitar 16 tahun silam ini, Mbok Sri juga berhasil
merampungkan pendidikan anak-anaknya hingga perguruan tinggi ternama disejumalh
daerah di Jawa.
Selain
Mbok Sri, ada juga pengusaha bawang goreng lainnya, yakni Mas Kardi beralamat di Jalan Kartini Kompleks perumahan
Dinas Pertanian Sulawesi Tengah, bahkan saat ini pengusaha Bawang Goreng Palu
juga terus bertambah seiring kian populernya kuliner ini sebagai salah satu
oleh-oleh khas palu.
0 komentar:
Post a Comment