Dibalik
kelezatan kuliner khas Lembah Palu, Sayur kelor atau Uta Kelo, terdapat
mitologi atau mungkin sekedar anekot yang cukup menarik.
Misal,
di Palu dan sekitarnya ada ungkapan bahwa orang asal Jawa yang telah makan Sayur Kelor , maka dia tidak
akan bisa pulang ke Jawa lagi. Konon orang jawa yang telah makan sayur kelor,
meski telah pulang ke Jawa dia tetap akan kembali ke Palu, karena dia akan
selalu ingat dan ingin kembali ke daerah ini.
Tidak
jelas sejak kapan ungkapan ini berkembang di tengah masyarakat Palu. Tetapi
wajar, sebab bagi sebagian masyarakat sejumlah daerah di jawa, salah satunya di
Kabupaten Blitar – Jawa Timur tumbuhan kelor merupakan pantangan bagi ilmu
kedigdayaan yang dimilikinya, misal ilmu kebal, susuk bertuah dan lainnya.
Namun,
sejumlah daerah lainnya di Jawa Timur, diantaranya juga gemar memasak buah
kelor menjadi kuah asam, diantaranya daerah Bojonegoro dan sebagian masyarakat
Lamongan.
Meski
Sayur Kelor ini begitu dekat dengan kehidupan masyarakat Palu, fakta secara
sains yang cukup menggelitik justru datang dari International Conference
of Young Scientis (ICYS) tahun 2010 di Bali, oleh Dwiki Rendra G.S.
yang saat itu masih berusia 16 tahun dan tercatat sebagai salah satu siswa
Kelas XI SMA Theresiana 1 Semarang Jawa Tengah.
Pada
ajang bergengsi tersebut, Dwiki berhasil menyabet medali emas berkat temuannya
tentang fakta, bahwa daun kelor memiliki kandungan zat besi dan zat lainyya
yang bermanfaat tinggi bagi tubuh manusia.
Hal
menarik lainnya, sebuah blog pribadi http://sbelen.wordpress.com menulis tentang cerita tentang rahasia Timnas sepakbola
Amerika Latin tahun 70-an, dimana untuk menjaga dan meningkatkan stamina pemain
diwajibkan mengkonsumsi olahan Kelor. Bukan sayur bayam sebagaimana Popeye.
Nah, Anda berani coba Uta Kelor. Silahkan datang ke
Palu..
0 komentar:
Post a Comment