Dari total rencana reklamasi 38,33 hektar, hingga kini pengurugan telah mencapai sekitar dua hektar. Pengurugan telah meminggirkan tambatan perahu milik sekitar 35 nelayan di pantai Talise. Pengurugan juga tinggal beberapa meter dari dua bagang milik nelayan Talise.
Para nelayan juga telah kehilangan tempat penambatan perahu, dan kini telah berganti dengan tanah haram, reklamasi. Pondok milik ketua kelompok nelayan “Satu Hati” Talise, saat ini juga telah berdiri diatas lokasi pengurugan.
“Untuk tempat tambat perahu, katanya mau diganti rugi sebesar Rp1,5 juta per perahu, kalau untuk bagang kami minta Rp40 juta, tapi katanya perusahaan hanya bersedia Rp20-25 juta. Pondok saya juga belum jelas ganti ruginya,” kata Burhanuddin, ketua kelompok nelayan “Satu Hati” Talise.
Ketidakjelasan nasib juga dialamai 160 petambak garam Talise. Para petambak yang awalnya menolak reklamasi, akhirnya melunak setelah beberapa kali pertemuan dengan pihak perusda yang dimediasi Pemkot. Para petambak rela menjual lahan mereka, dari awalnya seharga Rp1 juta per meter, menjadi Rp3,5 juta per meter.
“Tapi tidak tahu bagaimana sudah, tahun lalu para petani dibagikan buku rekening, tapi isinya nol, dan sampai sekarang tidak tahu kelanjutannya,” kata salah seorang nelayan, Muhammad Ali.
Namun, jauh dalam hati para petambak, sebenarnya menolak reklamasi, karena hanya itu pekerjaan tumpuan hidup bagi keluarganya. Tapi apa daya, reklamasi telah dimulai, proses pembentukan Kristal garam yang bergantung pada angin dan area resapan air, akan hilang terhalang reklamasi dan bangunan bertingkat.
“Jika permintaan kami tidak diberi kejelasan, maka kami sepakat untuk menghentikan penimbunan itu,” tegas Muhammad.
Jika para nelayan mengharap bagang mereka diganti dengan sesuai, maka mereka masih ada harapan untuk membangun kembali bagang ditempat lain. Tapi, bagi para petambak garam, setelah reklamasi jelas tambak mereka akan termatikan, karena unsur alami pembentukan Kristal garam ikut hilang. Untuk itulah para petambak menaikan harga jual lahan mereka, agar bisa mencari tanah baru serta untuk modal membangun usaha kembali.
Meskipun, baik pihak pemkot maupun perusda berjanji, bahwa masyarakat sekitar yang terdampak reklamasi langsung akan diserap sebagai tenaga keamanan dan buruh dikawasan reklamasi.
Jumlah kelompok masyarakat terdampak langsung reklamasi
nelayan
|
Total 1800* orang
|
35-40 berada di kawasan reklamasi
|
Petambak Garam
|
160 petambak
|
Terbagi dalam 16 kelompok
|
Pedagang jagung bakar gerobak
|
60 pedagang
| |
kaffe
|
75 pemilik
| |
SMK Perikanan Dan Kelautan
|
Tepat berada didepan kawasan reklamasi
|
0 komentar:
Post a Comment