Arief S.B adalah nama pena dari seorang penulis novel komedi yang belum lama ini menerbitkan bukunya yang pertama dengan judul “Sarjana Bodoh – Jeritan Para Pendamba Toga” – Sebuah novel yang bercerita tentang kisah hidup seorang mahasiswa yang berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan gelar sarjana.
Pria bernama asli Arief Andriatno ini dilahirkan di Kota Palu 9 April 1993. Arief merupakan anak kedua dari pasangan Dahlan SB dan Yermince yang saat ini tinggal menetap di Jl Puro Kelurahan Tondo bersama dua saudaranya, Septiawan Pratama dan Aan Kurniawan.
Meski telah memiliki buku karangan sendiri, Arief mengaku, bahwa sebenarnya ia tidak memiliki bakat dalam dunia sastra. baginya, menulis bukan soal bakat, tapi soal niat dan tekad. Dan ia bertekad, melalui bukunya, ia mencoba mematahkan pendapat bahwa semua orang yang bergelar itu pintar, HANYALAH MITOS.
Selain itu, melalui karyanya ini, ia mencoba membantu sesama dengan cara? menyisihkan royalti yang ia dapat dari penjualan buku ini untuk bantuan sosial, yang akan ia berikan bagi anak-anak putus sekolah, agar supaya bisa kembali bersekolah nantinya. Yah, ia mengaku orang yang paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak, selama ia menempuh dunia pendidikan, ia selalu dibantu oleh pemerintah dalam hal biaya.
Saat memasuki bangku sekolah, ia di sekolahkan orang tuanya di SDN Inti Tondo. Dan setiap tahunnya, pasti ia mendapatkan tunjangan dari sekolahnya karena berasal dari keluarga tidak mampu. Saat SMP, ia masuk di MTS Alkhairaat Tondo. Dan lagi-lagi, semua biaya sekolahnya digratiskan oleh sekolah. Lalu ketika SMA, ia masuk di sekolah kejuruan, SMK N 5 PALU, dan Alhamdulilah, pemerintah berbaik hati untuk memberikan ia beasiswa. Beasiswa ini bukan karena ia pintar, tapi karena ia berasal dari keluarga yang teramat miskin, sungguh miskin. Untuk makan saja mereka harus berebut sama kucing.
Namun kemiskinan itulah yang menuntut Arief bekerja keras diusia mudanya. Hal yang ia pilih adalah dengan berbisnis. Yah, diusianya yang baru genap 16 tahun, waktu itu Arief sudah menjalankan usahanya seorang diri dibidang kerajinan rotan dirumahnya. Dan sudah ia ikut sertakan di beberapa pameran-pameran, yang akhirnya mempertemukanya dengan seorang yang membuka kesempatanya untuk menginjakan kaki disalah satu perguruan tinggi di Kota Makassar. Apa yang membuat ia bisa melakukan hal ini? semua itu ia ceritakan dibukunya.
Dari melihat kebaikan pemerintah itulah, ia termotivasi. Untuk membalas berkah yang ia dapat selama ini dengan cara memberikan hasil dari penjualan bukunya untuk bantuan sosial. Dengan memberinya ke anak-anak putus sekolah agar bisa kembali bersekolah. Dan juga bantuan beasiswa bagi anak-anak berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu.
lebih jauh membahas bukunya yang ia beri judul Sarjana Bodoh itu. Arief mengaku, Bahwa judul itu terinspirasi dari sebuah pernyataan dari temanya sendiri, yang bilang bahwa ia adalah calon Sarjana Bodoh. Dan memang benar, Arief mengakui selama kuliah ia selalu mendapat nilai terendah dan selalu hampir gagal disetiap mata kuliah. Apa sebab? ia merasa dunia kampus membunuh kreatifitasnya dalam berkarya.
Akhirnya, karyanya ini membuktikan, bahwa Mahasiswa yang IPK-nya tinggi bisa dikalahkan oleh Mahasiswa yang punya semangat juang yang tinggi. Dan benar saja, sebentar lagi hasil karyanya ini akan disertakan dalam promo KBM (Komunitas Bisa Menulis) di Internasional Book Fair Frankfurt Jerman, Oktober mendatang. Bersama Isa Alamsyah, selaku pendiri dari KBM dan tim penulis Asma Nadia akan berangkat untuk mempromosikan buku-buku karya penulis asuhanya ini disana.
Lalu apa keistimewaan dari buku ini?
Pertama, karena buku ini masuk dalam kategori yang “BELUM PERNAH ADA” yaitu, Novel komedi edukasi. Maksudnya, buku ini bukan hanya akan membuat kamu ketawa-ketiwi, tapi juga membuat kepala kamu berisi.
Kedua, karena buku ini mencoba menggabungkan 5 unsur berbeda dalam satu cerita. Pendidikan – Politik – Bisnis – Motivasi – dan Komedi, yang ditulis tanpa referensi tapi dari pengalaman pribadi.
Ketiga, buku ini memberikan kamu solusi. Bagi kamu, yang selama ini sering galau karena merasa salah memilih jurusan, pusing karena selalu mendapatkan IPK rendah, atau kamu yang gak jadi-jadi di wisuda, dan masih banyak lagi cerita yang akan mencerahkan Para Pendamba Toga.
Keempat, kamu akan mendapatkan kursus online secara gratis. Yah, penulis buku ini berjanji untuk membimbing kamu, yang punya minat yang sama dalam menulis buku. Entah itu fiksi maupun nonfiksi, bisa mendapatkan tips-tips menulis dari penulis buku ini.
Lalu, apa tujuan dari penulisan buku ini?
Mungkin hanya ada satu tujuan dari penulisan buku ini. Yaitu, untuk mengajak Para Pendamba Toga untuk kembali kejalan yang lurus. Yaitu, jalan orang-orang yang hanya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan pada selembar ijazah.
Dan saya rasa, pantas bagi saya untuk mengatakan. Bahwa buku ini wajib dimiliki untuk kamu para calon sarjana maupun yang sudah sarjana!
Untuk kamu yang ingin kenal lebih jauh tentang Arief dan karyanya yang keren ini. Jangan lupa tengok profilnya di facebook: Arief Subekti Boediman atau follow twitternya @sarjanabodoh_
Dan mungkin kamu berminat menghubunginya di 081245118060. (**)
Tulisan ini juga di muat di Metro Sulawesi
Pria bernama asli Arief Andriatno ini dilahirkan di Kota Palu 9 April 1993. Arief merupakan anak kedua dari pasangan Dahlan SB dan Yermince yang saat ini tinggal menetap di Jl Puro Kelurahan Tondo bersama dua saudaranya, Septiawan Pratama dan Aan Kurniawan.
Meski telah memiliki buku karangan sendiri, Arief mengaku, bahwa sebenarnya ia tidak memiliki bakat dalam dunia sastra. baginya, menulis bukan soal bakat, tapi soal niat dan tekad. Dan ia bertekad, melalui bukunya, ia mencoba mematahkan pendapat bahwa semua orang yang bergelar itu pintar, HANYALAH MITOS.
Selain itu, melalui karyanya ini, ia mencoba membantu sesama dengan cara? menyisihkan royalti yang ia dapat dari penjualan buku ini untuk bantuan sosial, yang akan ia berikan bagi anak-anak putus sekolah, agar supaya bisa kembali bersekolah nantinya. Yah, ia mengaku orang yang paling beruntung di dunia. Bagaimana tidak, selama ia menempuh dunia pendidikan, ia selalu dibantu oleh pemerintah dalam hal biaya.
Saat memasuki bangku sekolah, ia di sekolahkan orang tuanya di SDN Inti Tondo. Dan setiap tahunnya, pasti ia mendapatkan tunjangan dari sekolahnya karena berasal dari keluarga tidak mampu. Saat SMP, ia masuk di MTS Alkhairaat Tondo. Dan lagi-lagi, semua biaya sekolahnya digratiskan oleh sekolah. Lalu ketika SMA, ia masuk di sekolah kejuruan, SMK N 5 PALU, dan Alhamdulilah, pemerintah berbaik hati untuk memberikan ia beasiswa. Beasiswa ini bukan karena ia pintar, tapi karena ia berasal dari keluarga yang teramat miskin, sungguh miskin. Untuk makan saja mereka harus berebut sama kucing.
Namun kemiskinan itulah yang menuntut Arief bekerja keras diusia mudanya. Hal yang ia pilih adalah dengan berbisnis. Yah, diusianya yang baru genap 16 tahun, waktu itu Arief sudah menjalankan usahanya seorang diri dibidang kerajinan rotan dirumahnya. Dan sudah ia ikut sertakan di beberapa pameran-pameran, yang akhirnya mempertemukanya dengan seorang yang membuka kesempatanya untuk menginjakan kaki disalah satu perguruan tinggi di Kota Makassar. Apa yang membuat ia bisa melakukan hal ini? semua itu ia ceritakan dibukunya.
Dari melihat kebaikan pemerintah itulah, ia termotivasi. Untuk membalas berkah yang ia dapat selama ini dengan cara memberikan hasil dari penjualan bukunya untuk bantuan sosial. Dengan memberinya ke anak-anak putus sekolah agar bisa kembali bersekolah. Dan juga bantuan beasiswa bagi anak-anak berprestasi namun berasal dari keluarga kurang mampu.
lebih jauh membahas bukunya yang ia beri judul Sarjana Bodoh itu. Arief mengaku, Bahwa judul itu terinspirasi dari sebuah pernyataan dari temanya sendiri, yang bilang bahwa ia adalah calon Sarjana Bodoh. Dan memang benar, Arief mengakui selama kuliah ia selalu mendapat nilai terendah dan selalu hampir gagal disetiap mata kuliah. Apa sebab? ia merasa dunia kampus membunuh kreatifitasnya dalam berkarya.
Akhirnya, karyanya ini membuktikan, bahwa Mahasiswa yang IPK-nya tinggi bisa dikalahkan oleh Mahasiswa yang punya semangat juang yang tinggi. Dan benar saja, sebentar lagi hasil karyanya ini akan disertakan dalam promo KBM (Komunitas Bisa Menulis) di Internasional Book Fair Frankfurt Jerman, Oktober mendatang. Bersama Isa Alamsyah, selaku pendiri dari KBM dan tim penulis Asma Nadia akan berangkat untuk mempromosikan buku-buku karya penulis asuhanya ini disana.
Lalu apa keistimewaan dari buku ini?
Pertama, karena buku ini masuk dalam kategori yang “BELUM PERNAH ADA” yaitu, Novel komedi edukasi. Maksudnya, buku ini bukan hanya akan membuat kamu ketawa-ketiwi, tapi juga membuat kepala kamu berisi.
Kedua, karena buku ini mencoba menggabungkan 5 unsur berbeda dalam satu cerita. Pendidikan – Politik – Bisnis – Motivasi – dan Komedi, yang ditulis tanpa referensi tapi dari pengalaman pribadi.
Ketiga, buku ini memberikan kamu solusi. Bagi kamu, yang selama ini sering galau karena merasa salah memilih jurusan, pusing karena selalu mendapatkan IPK rendah, atau kamu yang gak jadi-jadi di wisuda, dan masih banyak lagi cerita yang akan mencerahkan Para Pendamba Toga.
Keempat, kamu akan mendapatkan kursus online secara gratis. Yah, penulis buku ini berjanji untuk membimbing kamu, yang punya minat yang sama dalam menulis buku. Entah itu fiksi maupun nonfiksi, bisa mendapatkan tips-tips menulis dari penulis buku ini.
Lalu, apa tujuan dari penulisan buku ini?
Mungkin hanya ada satu tujuan dari penulisan buku ini. Yaitu, untuk mengajak Para Pendamba Toga untuk kembali kejalan yang lurus. Yaitu, jalan orang-orang yang hanya berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa, bukan pada selembar ijazah.
Dan saya rasa, pantas bagi saya untuk mengatakan. Bahwa buku ini wajib dimiliki untuk kamu para calon sarjana maupun yang sudah sarjana!
Untuk kamu yang ingin kenal lebih jauh tentang Arief dan karyanya yang keren ini. Jangan lupa tengok profilnya di facebook: Arief Subekti Boediman atau follow twitternya @sarjanabodoh_
Dan mungkin kamu berminat menghubunginya di 081245118060. (**)
Tulisan ini juga di muat di Metro Sulawesi
0 komentar:
Post a Comment