Era digital sukses membuat gelisah media cetak, baik tanah
air maupun mancanegara. Teknologi media cetak atau media online, dirasa sangat lebih
mudah dan simple oleh masyarakat, informasi benar-benar cukup diakses dengan
ujung jari menggunakan perangkat gadget. Hanya dengan menggerakkan ujung jari,
berbagai informasi dapat langsung diakses, baik yang disajikan situs berita
maupun situs jejaring sosial.
Melalui berbagai aplikasinya, Era digital benar-benar telah
mengubah Gadget tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi juga alat
untuk mencari informasi yang dibutuhkan, bahkan juga berbagai transaksi.
Bagi masyarakat, era digital juga dirasakan sangat murah,
sebab, hanya dengan sekali mendaftar paket data pada provider, gadget
ditangannya sudah dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi, sekaligus mengikuti
perkembangan.
Media Online
Melalui trik khusus, sistem link berita, berita yang disajikan
selain dengan keunggulan kecepatan, terkadang juga bisa lebih lengkap; sebab situs
berita juga memiliki keunggulan lebih interaktif secara langsung dengan pembaca,
karena pembaca bisa memberikan komentar langsung bahkan komentator itu
sekaligus bisa berfungsi sebagai narasumber, dibandingkan media cetak yang
harus menunggu cetak, ditambahlagi jika itu media local seperti di daerah Sulawesi
Tengah yang kadang harus menunggu satu sampai dua hari untuk bisa membaca
berita cetak, kemudian memberikan tanggapan tentu harus menunggu cetak lagi,
sehingga terkadang isu sudah bergeser ke persoalan lain.
Biaya membuat dan mendirikan media online juga sangat mudah,
dan jauh lebih murah ketika kita hendak mendirikan media cetak. Karena media
cetak bisa hanya dikerjakan oleh satu atau dua orang, sedangkang media cetak
membutuhkan tenaga yang juga jauh lebih banyak, tentu ini juga berimplikasi
pada gaji dan biaya lainnya.
Untuk pengiklan, sosialisasi produk juga lebih menjanjikan, berkat
keunggulan kecepatan dan kemudahan akses pengunjung media online. Karena,
kecepatan hingga kemudahan akses tidak dimiliki media cetak.
Belum lagi kelemahan media cetak ditengah kian menurunnya
minat baca masyarakat, utamanya dari kalangan muda, seperti pelajar dan
mahasiswa.
Menunggu Ajal?
Benarkah?
Jawabnya tentu bisa ‘YA’ bisa juga ‘TIDAK’. Ketika penulis
berselancar di dunia maya melalui om Google; konon, media cetak pertama kali
dibuat di Amerika Serikat, dengan nama “Public
Occurrenses Both Foreign and Domestick” di tahun 1690. Surat kabar tersebut
diusahakan oleh Benjamin Harris, seorang berkebangsaan Inggris.
Antara 1690 – 2016, meski pada akhir 2015 baru-baru ini publik
Indonesia dikejutkan dengan ucapan selamat tinggal dari sejumlah media cetak
untuk meninggalkan pembacanya selama-lamanya, diantaranya adalah Sinar
Pembaharuan, Harian Bola, Harian Jurnas dan Jakarta Globe.
Bahkan, sejumlah media cetak tanah air juga mensiasati
kondisi ini dengan terbit versi e-Paper.
Artinya kurun 1690-2016 adalah bukti bahwa sebenarnya media
cetak tetap memiliki ketangguhan dari zaman ke zaman.
Intinya, pengusaha media cetak juga terus mengeluarkan
terobosan-terobosan agar tetap bisa bertahan menghadapi berbagai perkembangan
dan pertumbuhan. Kreatif.
(Penulis adalah wartawan di Kota Palu - Sulawesi Tengah)
0 komentar:
Post a Comment