Sekilas Tentang Presenter ‘Notoga’, Om Kota

Posted by



Om Kota Sosok Penyiar Kocak Ikon Kota Palu
foto diambil dari blog Neni Muhidin

Bertubuh mungil, berkopiah, tak ketinggalan senyum khas penghias wajah ovalnya. Warga Kota Palu, Sulawesi Tengah memanggil pria bernama asli Haji Ayuba Lasira ini dengan sebutan Om Kota.
Dia adalah mantan presenter stasiun RRI Palu, yang diasuh sejak tahun 1987 hingga 2006, sekaligus sebagai masa pensiun jurnalis dan presenter radio jenaka ini di stasiun RRI.
Dalam perbincangan ringan dengan penulis, saat bertemu di lobby kantor Wali Kota Palu, Om Kota yang mengawali karir sejak 1969 di Kantor Penerangan Donggala ini dengan terkekeh, yang juga jadi cirri khasnya saat menyiar, mengaku jika beberapa kalimat yang dia ucapkan saat mengawali jam siarnya tiap hari pada pukul 16 sore, sering dijadikan taruhan oleh para penggemarnya.
Kepiawaiannya dalam mengelola suasana yang selalu dirindukan pendengar setianya adalah, kehadiran Om Kota yang selalu diawali dengan suara sirine khas kendaraan patrol petugas keamanan, jika bukan “Assalamualaikum warrahmatullahi wabarakaatuh,” adalah kata ‘Hallo…’. Pengucapan kata Hallo itu sendiri tetap dengan suara khas dan dialek palu yang kental.
“Ternyata banyak yang taruhkan itu saya punya salam, hehehehe…… dorang (mereka) bilang, hayo mo bilang salam atau halo Om Kota ini,” katanya.
Om Kota juga mengaku sering ditegur seseorang, karena menurut orang yang menegur lebih baik jika Om Kota mengucap salam saja kepada penggemarnya. Namun hal itu hanya dijawab dengan kelakar.
Ada yang lebih khas dari Om Kota yang kini diberi amanah untuk mengasuk salah satu program siar di TVRI Palu ini, “ekkhh….”, sendawa atau dalam bahasa Kaili disebut ‘Notoga’  jadi hal terunik dari Om Kota.
Karena notoga Om Kota merupakan isyarat, jika Om Kota baru menghadiri suatu acara pesta. Notoga juga jadi pencair suasana untuk mengirim salam kepada nama-nama yang dia sebut saat menyiar. Dan dilanjutkan dengan reportase dengan gaya khasnya, dan tak lupa diselingi dengan Bahasa Kaili. Selain untuk mendekatkan diri dengan pendengar, juga sebagai salah satu wujud kebanggaan terhadap bahasa daerah.
Kemudian, biasanya diselingi dengan cubitan-cubitan kata-katanya kepada pemerintah, terhadap berbagai situasi dan kondisi, misal : kondisi jalan, ternak berkeliaran di jalan-jalan kota dan bandara, soal kebersihan maupun kegiatan-kegiatan seremoni. 
Sebab, umumnya penyiar atau broadcaster radio di Kota Palu lebih bangga jika menggunakan dialek Jakarta.
Ini juga sebagai pembeda antara Om Kota dengan penyiar-penyiar radio lainnya. Sekaligus sebagai pembeda antara stasiun swasta dengan stasiun radio pemerintah.
Memang, sapa akrab khas Om Kota tak tergantinkan. Meski telah pensiun dari RRI Palu, gaya khas Om Kota masih bisa kita nikmati di program siar talkshow TVRI Palu, pada acara ATM atau akronim dari Ayuba Tasrif Midu.
Kolumnin Palu, Neni Muhidin, pada situs pribadinya menyamakan sosok Om Kota dengan Adrian Cronauer (diperankan dengan sangat baik oleh aktor humanis Robin Williams), Americans, broadcaster, yang siaran radionya hadir dibarak-barak militer Amerika di perang Vietnam. “Good morning Vietnam…” sapaan khas pembuka siaran yang juga jadi judul film itu (1987) serupa cekat khas gaya dia, “eh, notoga”, lalu terkekeh.
Om Kota atau H Ayuba Lasira dengan ciri khas serta sentilan menggunakan Bahasa daerah adalah ikon atau sosok yang patut dibanggakan warga Kota Palu.
Salam Hormat.


FOLLOW and JOIN to Get Update!

Social Media Widget SM Widgets




Aginamo Updated at: 03:28:00

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan

Hosting Indonesia

Arsip Blog

Powered by Blogger.